JatimEkspress.Com | ArtaSariMediaGroup ~ Adanya beberapa bandara utama di Eropa yang mengalami gangguan serius akibat serangan siber yang berakibat melumpuhkan beberapa sistem diantaranya sistem check-in dan boarding elektronik sejak Sabtu lalu menimbulkan dampak serius bagi dunia penerbangan.
Menurut Rajo Ameh, seorang Digital Entrepreneur asal Bangka Belitung, memberikan tanggapan atas serangan siber yang baru-baru ini mengganggu operasi di beberapa bandara besar Eropa.
Dalam sebuah wawancara, Rajo Ameh menekankan pentingnya peningkatan sistem perlindungan terhadap infrastruktur kritis, seperti bandara, yang kini semakin menjadi sasaran empuk bagi serangan dunia maya. 
Serangan tersebut terjadi pada akhir pekan lalu, ketika beberapa bandara utama di Eropa, termasuk Bandara Schiphol Amsterdam dan Bandara Charles de Gaulle Paris, terpaksa menunda penerbangan dan menghentikan sejumlah layanan karena gangguan yang diduga berasal dari serangan ransomware.
Menurut pihak berwenang setempat, kelompok hacker yang tidak diketahui identitasnya berhasil mengeksploitasi celah di beberapa sistem manajemen bandara, yang mengakibatkan beberapa sistem menjadi rawan seperti sistem pemrosesan tiket, jadwal penerbangan, dan komunikasi antar bandara terganggu.
Rajo Ameh yang memiliki beberapa situs berskala nasional maupun internasional ini juga menyoroti bahwa serangan siber semacam ini bukan hanya ancaman bagi keamanan data pribadi penumpang, namun juga dapat berimbas pada perekonomian global dan kepercayaan terhadap sektor transportasi udara.
“Serangan terhadap bandara menunjukkan betapa rentannya infrastruktur kritis kita terhadap ancaman dunia maya. Tidak hanya sistem penerbangan yang terganggu, tetapi dampaknya bisa meluas ke sektor ekonomi, perdagangan, dan sektor lainnya yang bergantung pada sistem transportasi udara,” ujar Rajo Ameh.
Lebih lanjut, Rajo Ameh juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang kurangnya koordinasi internasional dalam menangani serangan siber terhadap infrastruktur vital.
“Serangan semacam ini menunjukkan perlunya kolaborasi lebih erat antar negara dan sektor terkait untuk memperkuat kebijakan dan protokol keamanan siber.
Terutama, kita harus fokus pada pengembangan teknologi pertahanan yang lebih canggih untuk mengantisipasi ancaman yang semakin berkembang,” tambahnya.
Selain itu, Rajo Ameh menekankan bahwa serangan siber semacam ini bukan hanya masalah bagi pihak yang diserang, tetapi juga dapat mempengaruhi reputasi industri pariwisata dan kepercayaan publik terhadap sistem keamanan global.
“Bandara adalah salah satu gerbang utama bagi mobilitas internasional. Ketika bandara menjadi target, itu juga menciptakan ketidakpastian yang lebih besar bagi masyarakat global,” ujarnya.
Sebagai solusi, Rajo menyarankan agar pihak berwenang di Eropa dan seluruh dunia memperbarui dan memperkuat kebijakan serta teknologi keamanan siber mereka, serta berinvestasi dalam pelatihan dan simulasi serangan siber untuk para staf bandara.
Menurutnya, pendidikan dan kesadaran akan ancaman siber harus menjadi prioritas utama dalam menjaga keberlanjutan operasional bandara dan infrastruktur penting lainnya.
Dengan meningkatnya ancaman siber di berbagai sektor, Rajo mengimbau kepada seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dan bekerja sama guna menjaga keutuhan serta kelancaran sistem yang vital bagi ekonomi global.
“Keamanan dunia maya bukan hanya masalah teknologi, tapi juga masalah bersama yang membutuhkan kesadaran, kerjasama, dan tindakan nyata di tingkat global,” pungkasnya.
Pihak berwenang di Eropa sendiri terus melakukan penyelidikan atas insiden tersebut, sementara bandara-bandara yang terdampak berupaya memulihkan sistem dan meningkatkan pengamanan untuk mencegah serangan serupa di masa depan.
Sementara itu, dikutip dari berbagai media online mengatakan sejumlah bandara utama di Eropa mengalami gangguan serius akibat serangan siber yang melumpuhkan sistem check-in dan boarding elektronik sejak Sabtu waktu setempat, 20 September 2025.
Heathrow di London, Brussels, dan Berlin termasuk yang terdampak, menyebabkan penundaan serta pembatalan puluhan penerbangan.
RTX mengonfirmasi adanya gangguan dan masalah terbatas pada layanan check-in serta drop bagasi.
Menurut data Cirium, pada Sabtu siang waktu setempat, terdapat 29 penerbangan dibatalkan di tiga bandara utama tersebut.
Otoritas Bandara Brussels bahkan meminta maskapai membatalkan setengah jadwal keberangkatan hari Minggu untuk mengurangi antrean panjang dan pembatalan mendadak.
Penumpang di Berlin mengaku frustrasi karena minimnya informasi.
“Kami hanya diberitahu ada kesalahan teknis. Tentu saja online terbaca bahwa ini serangan siber, dan sekarang kami hanya menunggu,” kata Kim Reisen.
Komisi Eropa mengatakan belum ada indikasi bahwa serangan ini bersifat luas atau parah.
Menteri Transportasi Inggris Heidi Alexandermenyatakan terus menerima laporan, sementara otoritas pertahanan siber Jerman dan Inggris telah berkoordinasi dengan pihak bandara.
Beberapa maskapai merespons berbeda. EasyJet menyatakan operasinya berjalan normal, sedangkan Delta Air Lines dan United Airlines hanya melaporkan keterlambatan kecil berkat solusi alternatif. Namun, Ryanair dan British Airways belum memberikan keterangan resmi. | JatimEkspress.Com | ArtaSariMediaGroup | *** |
1